BOLMONG – Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Bolaang Mongondow menggelar pertemuan Mini Lokakarya dirangkaikan dengan Rembuk Stunting Tahun 2024.
Program pembangunan kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga KKBK, di Kecamatan Passi Barat dan Lolayan, (17 Juli 2024).
Kepala Dinas DPPKB Bolmong Julin Ester Papuling, mengatakan, tujuan kegiatan untuk mensosialisasikan keluarga yang beresiko stunting, agar tidak ada lagi lahir stunting baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami mencegah stunting mulai dari menghindari seks bebas dan perkawinan di usia dini bagi remaja, agar tidak terjadi kehamilan dan kelahiran anak yang tidak diinginkan. Karena itu berpotensi melahirkan anak stunting. Jika anak kawin di usia dini ditambah lagi ekonomi pas-pasan maka potensi terjadinya stunting sangat besar,” kata Julin.
Lanjutnya lagi. Kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan peran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kecamatan dan desa, menuju Bolmong bebas stunting.
‘Salah satu tujuannya juga untuk meningkatkan komitmen serta penguatan peran TPPS kecamatan dan desa,” imbuhnya.
Lebih lajut Julin menambahkan bahwa sebelumnya juga DPPKB Bolmong juga menggelar 3 kegiatan seperti mini lokakarya peserta TPPS kecamatan, Penyuluhan peserta keluarga beresiko stunting, bina remaja, lansia dan balita pembinaan tenaga lini lapangan yakni PLKB,tim pendamping keluarga (TPK), PPKBD,Sub PPKBD,Pokja. Kegiatan tersebut digelar dengan peserta yang berbeda, waktu yang berbeda, tapi di hari yang sama.
“Pada kegiatan mini lokakarya tersebut dihadiri oleh fasilitator terdiri dari Camat, kepala DPPKB, serta para kepala Puskesmas yang ada di setiap kecamatan sebagai narasumber. Sementara untuk peserta adalah tim percepatan penurunan stunting yang ada di seluruh kecamatan di kabupaten Bolmong. Sementara untuk program penyuluhan bangga kencana pesertanya terdiri dari unsur remaja, ibu hamil,ibu bersalin, keluarga yang memiliki balita,baduta,lansia, ibu menyusui, keluarga beresiko stunting serta keluarga yang masuk pada keluarga bina lansia,”tuturnya.
Diketahui, Pemkab Bolmong berhasil menekan angka perkembangan kasus ini, terbukti dari 172 kasus stunting yang terdapat di 7 Kecamatan atau di 8 Puskesmas turun 50.58 persen. Dari total 2.298 jumlah angka kelahiran di Kabupaten Bolmong pada tahun 2020 lalu, jumlah stunting berjumlah 172 kasus. 83 balita kembali dan saat ini tinggal tersisa 87 kasus atau tinggal 3,87 persen. Pemkab Bolmong telah menetapkan daftar lokasi prioritas tahun 2021 dan 2022 meliputi, 7 kecamatan dan 19 desa. Kegiatan dihadiri oleh forkopimcam, perwakilan dari TP PKK, Tenaga Kesehatan, Tim Pendamping Keluarga dan anggota TPPS Kecamatan dan desa. (**)