Antisipasi Curah Hujan Tinggi, JRBM Bantu Normalisasi Sungai

- Redaksi

Tuesday, 18 February 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BOLMONG, HALLONUSANTARA.id – Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) memiliki sejarah banjir yang signifikan, terutama dalam beberapa tahun terakhir. Banjir sering terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan sungai-sungai meluap dan merendam organisasi warga. Di antaranya, banjir tersebut dipicu oleh curah hujan tinggi akibat pengaruh bibit siklon tropis atau badai topan di laut Filipina.

Berdasarkan catatan resmi Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG) melalui Buletin Iklim dan Kualitas Udara 2024, tingkat curah hujan normal di wilayah Bolmong khususnya Kecamatan Lolayan dan sekitarnya berada di angka 0-100 mm kubik. Namun beberapa bulan di tahun 2024 lalu, tingkat curah hujan di wilayah ini jauh di atas normal, di tingkat menengah 101-300 mm kubik dan tinggi 301-500 mm kubik.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sementara data dari Badan Pusat Statistik Bolmong, curah hujan bulanan rata-rata bervariasi setiap tahunnya. Bolmong bahkan pernah mengalami tingkat tertinggi untuk curah hujan, yakni sebesar 680 mm kubik dari level terendah 81 mm kubik.

Seperti yang terjadi pada Agustus 2024, hanya dengan curah hujan tingkat menengah saja, antara 101-300 mm kubik, banjir melanda sejumlah wilayah Bolmong, termasuk Desa Bakan, Lolayan. Banjir ini mengakibatkan puluhan rumah terendam udara.

Banjir di Bakan dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Lolayan, sudah terjadi sejak dulu. Warga pun berharap akan segera ada solusi pencegahan yang dilakukan agar banjir tidak terulang kembali. ”Sudah sejak dulu ada banjir saat hujan deras berhari-hari. Tapi, jika tidak salah ingat, dalam beberapa tahun terakhir terjadi pada September 2017, Januari 2021, dan terakhir pada Agustus dan September 2024. Semoga tidak terjadi lagi tahun ini. Makanya harus ada tindakan dari pihak terkait,” ungkap Sudarmono dan sejumlah warga Desa Bakan lainnya ketika dimintai informasi.

Menurut data, secara umum hal itu terjadi dikarenakan Bolmong memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana banjir. Analisis kerentanan yang dirilis e-journal Universitas Sam Ratulangi Manado menunjukkan Bolmong memiliki tingkat kerentanan yang tinggi, sehingga diperlukan upaya pencegahan secara maksimal dari berbagai pihak.

Terkait ini, PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM), mengambil inisiatif untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dengan normalisasi sungai, melebar, mendalamkan, atau mengeruk sedimen akibat lumpur dan sampah yang menumpuk di dasar sungai, serta memperkuat dinding agar tidak mudah longsor.

Normalisasi ini dilakukan di beberapa hilir sungai Desa Bakan dengan total panjang pengerjaan mencapai 1.600 meter, menggunakan excavator, mengangkat material yang menumpuk dan menjadi pemicu utama terjadinya banjir hingga meluap ke lahan pertanian serta perkebunan warga, bahkan pemukiman.

Andreas Saragih, General Manager External Relations and Security PT JRBM, menyatakan bahwa program ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam membantu masyarakat mengurangi risiko bencana. “Kami berharap normalisasi ini dapat memberikan dampak positif bagi warga Desa Bakan dan sekitarnya. Ini adalah salah satu bentuk sinergi antara perusahaan dan masyarakat,” ujarnya.

Dengan adanya sedimen ini, diharapkan aliran air kembali lancar dan tidak lagi membawa lumpur serta material ke lahan warga. Mulai dari Sungai Tapagale sepanjang 800 meter, Bolaang sepanjang 450 meter, dan Sungai Lolotut sepanjang 350 meter.

Kepala Bidang Penataan Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peningkatan Kapasitas Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bolmong, Erni Tungkagi, mengatakan, normalisasi sungai baik dilakukan untuk mengembalikan lagi kondisi sungai ke kondisi alaminya, sehingga bisa berfungsi lagi secara maksimal dan berkelanjutan.

“Program yang dilakukan oleh JRBM harus diapresiasi oleh semua pihak, termasuk dari DLH selaku instansi teknis, dan dengan harapan kegiatan lain yang berhubungan dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lahan hidup juga dapat dimaksimalkan,” kata Tungkagi.

Program ini juga tidak hanya bertujuan untuk mencegah banjir dalam jangka pendek, tetapi juga sebagai langkah pencegahan terhadap potensi kerusakan lahan dan tanaman di sepanjang aliran sungai. Banjir yang membawa lumpur dapat mengancam produktivitas lahan pertanian warga, sehingga normalisasi ini menjadi langkah nyata dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mata pencaharian masyarakat setempat.

Camat Lolayan, Faisal Manoppo, mengungkapkan apresiasinya terhadap langkah JRBM dalam melakukan normalisasi Sungai Bakan. Menurutnya, memang terdapat anak sungai yang mengalami pendangkalan, sehingga akan sangat baik jika perusahaan mengambil inisiatif untuk membantu melakukan pengerukan.

“Kami selaku pemerintah sangat berterima kasih atas sumbangsih dari JRBM. Dengan adanya inisiatif ini, kami berharap kegiatan normalisasi dapat terus berlanjut, disertai pengawasan yang berkelanjutan agar pendangkalan tidak terjadi kembali. Pemerintah dan masyarakat sangat terbantu dan mengapresiasi upaya yang dilakukan perusahaan,” ujar Manoppo.

Program normalisasi ini adalah program berkala dari JRBM, dan untuk periode ini sudah dimulai sejak akhir Desember 2024 lalu yang rencananya akan selesai pada akhir Februari 2025 mendatang. Ini menjadi salah satu solusi positif dalam mengatasi permasalahan banjir yang selama ini menjadi momok setiap musim penghujan dari tahun ke tahun. Langkah ini juga mencerminkan upaya serius dalam menjaga keseimbangan alam dan lingkungan sekitar.

Tokoh masyarakat Desa Bakan, Hajim Podomi, mengungkapkan rasa terima kasih atas pelaksanaan normalisasi ini. Normalisasi ini sangat membantu kami dalam menghindari dampak buruk banjir. Semoga program ini terus berlanjut,” katanya.

Lanjut pria yang akrab disapa Papa Desy, program normalisasi ini disambut gembira masyarakat di Desa Bakan, terutama mereka yang memiliki lahan perkebunan dan pertanian di sekitar aliran sungai. ”Kami berharap kedepannya normalisasi ini bisa mengatasi banjir yang sewaktu-waktu bisa terjadi dan menggenangi lahan kami,” tambahnya.

Dengan adanya sinergi antara JRBM, pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, diharapkan normalisasi sungai ini menjadi solusi efektif untuk mengurangi dampak banjir serta mendukung keberlangsungan pertanian dan perkebunan warga di Desa Bakan. Ke depan, upaya pemeliharaan sungai dan ekosistemnya tetap menjadi perhatian bersama demi kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Dinas Pendidikan Bolmong Lantik Pengurus PKG Lolayan
Kacabjari Dumoga Pimpin Peletakan Batu Pertama untuk Pembangunan Mushola Al-Qohhar
Kalsum Alhabsyi Resmi Dilantik Jadi Ketua TP PKK Bolmong
Gerakan Pangan Murah di Gelar Pemda Bolmong di Desa Ayong
Dukung Penuh Kebijakan Presiden, Bupati Bolmong Menolak Mobil Dinas Baru
Wakil Bupati Bolmong Dony Lumenta Pimpin Apel Kerja Perdana
Kamar Operasi Canggih di RSUD Datoe Binangkang Segera Digunakan Bulan Depan 
Pemkab Bolmong Beri Penghargaan Pelayanan Publik Terbaik ke RSUD Datoe Binangkang
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Monday, 10 March 2025 - 21:39 WITA

Dinas Pendidikan Bolmong Lantik Pengurus PKG Lolayan

Thursday, 6 March 2025 - 16:21 WITA

Kacabjari Dumoga Pimpin Peletakan Batu Pertama untuk Pembangunan Mushola Al-Qohhar

Tuesday, 4 March 2025 - 22:22 WITA

Kalsum Alhabsyi Resmi Dilantik Jadi Ketua TP PKK Bolmong

Thursday, 27 February 2025 - 19:49 WITA

Gerakan Pangan Murah di Gelar Pemda Bolmong di Desa Ayong

Wednesday, 26 February 2025 - 00:36 WITA

Dukung Penuh Kebijakan Presiden, Bupati Bolmong Menolak Mobil Dinas Baru

Berita Terbaru

BOLMONG

Dinas Pendidikan Bolmong Lantik Pengurus PKG Lolayan

Monday, 10 Mar 2025 - 21:39 WITA

Oplus_131072

BOLSEL

Kabar Gembira! Pemkab Bolsel Segera Cairkan THR untuk Guru

Friday, 7 Mar 2025 - 01:13 WITA

BOLTIM

Bupati Boltim Lantik 14 Pejabat Plt yang Baru

Thursday, 6 Mar 2025 - 19:01 WITA