Hallonusantara.id Bolsel–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud), melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Optimalisasi Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK), serta Refleksi Implementasi Kurikulum Merdeka di jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kegiatan Bimtek yang dilaksanakan di Hotel Aryaduta, Manado, Senin, 14 Oktober 2024. Turun hadir, Pejabat Sementara (PJs) Bupati Bolsel, Tahlis Gallang, yang sekaligus membuka secara resmi kegiatan tersebut, Kepala Balai Pengembangan Mutu Pendidikan (BPMP) dan Balai Guru Penggerak (BGP) Sulut, Kasat Reskrim Polres Bolsel, Asisten Pemerintahan dan Kesra, perwakilan Pusat Penguatan Karakter Kemdikbudristek, serta sejumlah pejabat daerah lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pjs. Bupati Bolsel, Tahlis Gallang, dalam sambutanya mengungkapkan, Langkah ini diinisiasi Pemerintah Kabupaten Bolsel melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) sebagai upaya responsif untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan menyenangkan.
“Kegiatan ini merupakan wujud komitmen Pemda dalam meningkatkan kapasitas TPPK di sekolah-sekolah, dengan harapan bisa mengurangi kasus kekerasan, terutama kekerasan seksual yang melibatkan anak-anak,” ujar Tahlis Gallang dalam sambutannya.
Data mencatat, 80% kasus kekerasan di Bolsel berupa kekerasan seksual, dan mayoritas melibatkan anak-anak.
Situasi ini, katanya menuntut perhatian serius, khususnya di lingkungan satuan pendidikan.
“Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bolsel telah mengadopsi berbagai inovasi sejalan dengan Permendikbudristek No. 46 Tahun 2023, namun upaya kita tidak boleh berhenti pada output saja. Kita harus mampu menciptakan outcome yang nyata dalam menekan angka kekerasan,” tambahnya.
Senada, Kepala Disdikbud Bolsel, Rante Hattani, menekankan pentingnya peningkatan kapasitas TPPK untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan ramah bagi siswa.
“Kami sangat prihatin dengan tingginya angka kekerasan seksual di Bolsel, kasus kekerasan yang tercatat melibatkan anak-anak. Bimtek ini bertujuan agar setiap satuan pendidikan dapat menjalankan perannya secara maksimal dalam mencegah dan menangani kekerasan,” jelas Rante.
Ditambahkannya, bimtek ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, inklusif, dan menghargai keberagaman.
“Melalui kegiatan ini, Disdikbud Bolsel berharap tercipta sinergi antara sekolah, komite, dan orang tua dalam pencegahan kekerasan. Selain itu, penerapan Kurikulum Merdeka diharapkan berjalan lebih efektif demi meningkatkan kualitas pendidikan di Bolsel,” tandasnya.
Acara Bimtek ini diikuti oleh 376 peserta dari 94 satuan pendidikan jenjang SD dan SMP, termasuk kepala sekolah, guru, komite, dan orang tua murid. Fokus kegiatan adalah peningkatan kualitas TPPK agar mampu membangun lingkungan belajar yang ramah, aman, inklusif, dan menghargai keberagaman.
Kegiatan ini diharapkan menghasilkan strategi yang lebih efektif dalam mencegah kekerasan di sekolah serta memperkuat implementasi Kurikulum Merdeka di seluruh satuan pendidikan di Bolsel.***